Setetes Ilmu Akan Jadi Bekal Moral Erfandi Mengawal Demokrasi
SUMENEP, – Setetes Ilmu yang dimilikinya akan mengukir dunia jurnalistik kembali mencatat langkah baru dari Erfandi, Pemimpin Redaksi Suarademokrasi dan Penademokrasi. Setelah resmi menyandang gelar Sarjana Hukum dari Universitas Wiraraja Sumenep, pria yang dikenal vokal terhadap isu keadilan itu menegaskan bahwa ilmu yang ia peroleh bukan sekadar penambah gelar akademik, melainkan alat perjuangan untuk membela kepentingan publik.
Dalam tulisannya, Erfandi menyebut bahwa pendidikan hukum memberikan perspektif baru dalam kerja-kerja jurnalistiknya. Menurutnya, setetes ilmu hukum akan menjadi bekal moral untuk mengawal demokrasi, karena seorang jurnalis bukan hanya penyampai informasi, tetapi juga pengawal demokrasi dan penegak kontrol sosial.
“Pendidikan hukum bukan hanya teori tentang aturan dan pasal, tetapi juga tentang tanggung jawab terhadap kemanusiaan. Kini, setiap berita yang saya tulis punya landasan nalar, moral, dan hukum yang jelas,” ujar Erfandi, Minggu (09/11/2025).
Jurnalisme dan hukum menjadi dua jalan menuju satu tujuan bagi Erfandi, melihat keterkaitan yang erat antara dunia hukum dan media massa. Baginya, hukum menjadi rambu, sedangkan jurnalisme menjadi mata publik untuk melihat fakta sesungguhnya. Keduanya bergerak dalam satu arah: menegakkan kebenaran.
Ia menegaskan bahwa media harus hadir sebagai pelindung bagi rakyat kecil, bukan menjadi alat propaganda penguasa.
“Jurnalisme tanpa moral hanya melahirkan fitnah. Tapi jurnalisme yang memahami hukum akan membangun peradaban,” tegasnya.
Menurut Erfandi, banyak peristiwa di masyarakat yang luput dari perhatian publik. Di sinilah peran media berbasis hukum dibutuhkan untuk memastikan keadilan berjalan sebagaimana mestinya.
Di tengah capaian akademiknya, Erfandi mengingatkan bahwa gelar sarjana tidak serta-merta membuat seseorang menjadi mulia. Ia menilai masih banyak pihak yang berpendidikan tinggi, namun justru menggunakan ilmunya untuk menindas masyarakat dan melanggengkan kekuasaan.
Dengan nada tegas, ia menyampaikan:
“Setetes ilmu yang bermanfaat akan membawa keselamatan dunia dan akhirat. Sebaliknya, ilmu tanpa amal hanya menjadi sumber kesombongan dan kehancuran.”
Ia menuturkan bahwa kualitas manusia tidak ditentukan oleh seberapa tinggi pendidikan formalnya, melainkan oleh kejujuran dan keberanian dalam mempertahankan kebenaran.
Sebagai lulusan sarjana hukum, Erfandi menyadari ada tanggung jawab besar di balik ilmu yang ia sandang. Ia berkomitmen agar setiap informasi yang diterbitkan medianya berlandaskan fakta, bukan pesanan dan tekanan kekuasaan.
“Gelar hanyalah simbol. Tapi bagaimana kita menjaga amanah ilmu itulah yang akan dipertanggungjawabkan kelak,” ujarnya.
Ia berharap semakin banyak insan pers yang memahami hukum, agar kebebasan pers tidak disalahgunakan, dan hak masyarakat untuk memperoleh informasi tetap terlindungi.
Pesan moral untuk generasi muda di akhir percakapannya, Erfandi menyampaikan pesan bagi mahasiswa, jurnalis, dan generasi muda lainnya:
β “Belajar tidak hanya untuk mengejar gelar, tetapi untuk memperbaiki kehidupan.”
β “Gunakan ilmu untuk menolong yang lemah, bukan menindas mereka.”
β “Keadilan tidak lahir dari suara yang lantang, tetapi dari hati yang jujur.”
Melalui gelar sarjana hukum yang kini melekat, Erfandi berharap bisa terus menulis, bersuara, dan mengawal keadilan sosial. Baginya, selama rakyat masih membutuhkan pembelaan, pena harus tetap hidup.